Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Banda Aceh melaporkan bahwa realisasi investasi di kota tersebut pada triwulan pertama 2024 mencapai Rp193 miliar.
“Hingga triwulan pertama, realisasi investasi di Banda Aceh mencapai Rp193 miliar,” ujar Kepala DPMPTSP Kota Banda Aceh Andri, S.TP, M.Si.
Andri menjelaskan, realisasi investasi ini melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp150,6 miliar untuk triwulan pertama.
Beliau merinci bahwa dari total realisasi tersebut, penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp120,2 miliar dengan 16 kegiatan usaha, sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp72,8 miliar untuk 816 kegiatan usaha. Data tersebut merupakan data yang bersumber daripada Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang wajib disampaikan pelaku usaha secara berkala melalui akun Online Single Submission (OSS)
“Terdapat sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun 2023, yaitu Rp194 miliar dengan PMA sebesar Rp5 miliar dan PMDN lebih dari Rp189 miliar. Namun, hal ini dianggap wajar mengingat dinamika di lapangan, dan kami optimis realisasi akhir tahun akan mencapai target,” ujarnya.
Andri juga menegaskan bahwa Pemkot Banda Aceh terus mendorong peningkatan investasi sebagai upaya untuk meningkatkan geliat ekonomi dan meningkatkan kesejahteran masyarakat Kota Banda Aceh.
Beberapa langkah yang diambil antara lain pembangunan dan perbaikan infrastruktur serta fasilitas telekomunikasi. Selain itu, penyediaan kawasan industri dengan fasilitas memadai untuk menarik investor.
Regulasi terkait insentif dan kemudahan penanaman modal juga disiapkan, serta menciptakan iklim investasi yang kondusif, termasuk reformasi birokrasi untuk memudahkan proses investasi.
“Kami juga menjamin kepastian hukum dan keamanan berinvestasi, serta mengadakan atau mengikuti pameran, seminar, dan pertemuan bisnis untuk mempromosikan investasi daerah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Pemerintah Banda Aceh juga fokus pada pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan vokasional guna meningkatkan kualitas tenaga kerja siap pakai.
“Kami juga memberdayakan UMKM untuk mendapatkan akses pembiayaan dan memfasilitasi kemitraan antara pelaku usaha besar dan UMKM,” tambah Andri.